OLARAGA

OLARAGA

Selasa, 30 September 2014

LAPANGAN BOLA KASTI

Lapangan
               


Kayu Pemukul
                Kayu pemukul terbuat dari kayu panjangnya 50 – 60 cm. Penampang bulat telor (oval), lebar tidak lebih dari 5 cm dan tebalnya 3.5 cm. Panjang pegangan antara 15 – 20 cm, tebal 3 cm, boleh dibalut.
Bola
                Bola yang digunakan adalah bola kasti, yang terbuat dari karet atau kulit, ukuran lingkaran antara 19 -20 cm, dan beratnya 70 -80 gram.
Lama bermain
                Lama pertandingan kasti sekurang-kurangnya 2 x 20 menit dan selama-lamaya 30 menit, dan waktu istirahat 10 menit.

Senin, 29 September 2014

TEKNIK BERMAIN BOLA KASTI



Teknik Dasar Permainan Kasti
a. Melempar Bola
Sebelum melempar bola, kita harus mengetahui cara memegang bola. Cara memegang bola yang benar adalah sebagai berikut.
  • Pegang bola dengan seluruh jari tangan.
  • Pegang bola dengan erat.
  • Jarak jari tangan hendaknya tidak terlalu rapat.
1) Melempar Melambung
Lemparan melambung bertujuan memberikan bola kepada teman yang letaknya agak jauh. Teknik ini digunakan oleh pelempar. Jika kita menjadi pelempar, kita harus dapat melambungkan bola sesuai permintaan pemukul. Lambungan yang benar adalah posisi bola antara pusar dan dada. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
  • Pandangan ke depan.
  • Berdirilah menyamping dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.
  • Buka kaki dengan lebar.
  • Luruskan lutut kaki kiri dan bengkokkan lutut kaki kanan.
  • Peganglah bola dengan tangan kanan.
  • Luruskan tangan kiri sejajar bahu dan berada di depan.
  • Lemparkan bola dari atas kepala sehingga bola melambung tinggi.
  • Ikuti jalannya lemparan bola dengan tangan.
  • Lakukan berulang-ulang agar lemparan kita menjadi lebih baik
2) Melempar Lurus atau Datar
Teknik ini digunakan untuk melempar pelari atau pemukul. Gunakan tenaga seperlunya, tidak terlalu keras atau terlalu pelan. Teknik ini membutuhkan kecepatan dan ketepatan. Sasarannya adalah punggung atau pantat pelari atau pemukul. Cara melakukannya sebagai berikut.
  • Pandangan ke depan.
  • Berdirilah menyamping dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang.
  • Buka kaki dengan lebar.
  • Luruskan lutut kaki kiri dan bengkokkan lutut kaki kanan.
  • Peganglah bola dengan tangan kanan dan bengkokkan sikut 90 derajat.
  • Luruskan tangan kiri sejajar bahu dan berada di depan.
  • Lemparkan bola sejajar dari kepala agar jalannya bola sejajar dengan dada.
  • Ikuti jalannya lemparan bola dengan tangan.
  • Lakukan berulang-ulang agar lemparan kita menjadi lebih baik
b. Menangkap Bola
Setelah belajar melempar, kita akan belajar menangkap bola dengan baik. Cara menangkap tentu disesuaikan dengan arah bola yang datang. Arah bola terbagi menjadi bola melambung, bola mendatar atau setinggi dada, dan bola menyusur tanah. Kuasailah teknik menangkap ini agar kita dapat menguasai permainan.
1) Menangkap Bola Melambung
  • Berdirilah tegak dengan kaki kanan di depan.
  • Arahkan pandangan ke arah datangnya bola.
  • Bengkokkan siku dan tangan berhadapan.
  • Lemaskan dan renggangkan jari-jari.
  • Tangkaplah bola.
2) Menangkap Bola Mendatar
  • Berdirilah tegak dengan kaki kanan di depan.
  • Arahkan pandangan ke arah datangnya bola.
  • Bengkokkan siku dan tangan berhadapan di dada.
  • Lemaskan dan renggangkan jari-jari.
  • Tangkaplah bola.
3) Menangkap Bola Menyusur Tanah
  • Berdirilah tegak dengan kaki kiri di depan.
  • Arahkan pandangan ke arah datangnya bola.
  • Tekuk kaki kiri dan lutut kaki kanan menempel di tanah.
  • Letakkan kedua telapak tangan saling berhadapan di depan kaki kanan.
  • Tangkaplah bola.
Lakukanlah latihan melempar dan menangkap bola. Kita bisa melakukannya sendiri, misalnya dengan melemparkannya ke tembok. Tapi alangkah lebih baik jika melakukannya dengan teman kita. Lakukanlah secara berpasangan. Lakukan latihan ini dengan jarak dekat dahulu. Setelah menguasainya, lakukan dengan jarak yang semakin jauh sampai 4 m.

c. Memukul Bola
Memukul adalah satu keterampilan yang harus dikuasai pemain kasti. Setiap pemain harus bisa memukul bola dengan berbagai cara. Pukullah bola sejauhjauhnya agar regu penjaga sulit atau tidak bisa menangkapnya. Sebelum belajar memukul bola, cara memegang alat pemukul harus diperhatikan. Cara memegang alat pemukul yang benar adalah sebagai berikut.
  • Condongkan badan ke arah pemukul.
  • Buka kedua kaki selebar bahu.
  • Pegang dengan tangan kanan, tarik kayu pemukul ke belakang sampai bahu.
  • Beri tanda arah bola yang diinginkan dengan tangan kiri.
  • Perhatikan bola dan pukullah.
  • Gerakkan pemukul dilakukan dengan kekuatan gerakan badan dan tangan kanan.
Berlatihlah cara memegang kayu pemukul dengan tepat agar menghasilkan arah dan kekuatan yang diinginkan. Apabila telah menguasainya, berlatihlah cara memukul berikut agar kita bisa menguasai permainan.
1) Pukulan Melambung
Teknik pukulan ini digunakan untuk menghasilkan arah bola yang melambung jauh. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
  • Buka kaki sehingga kaki kiri berada di depan dan kaki kanan di belakang.
  • Serongkan tangan pemegang pemukul 45 derajat ke bawah.
  • Lihatlah arah datangnya bola.
  • Pukullah bola sekuat-kuatnya dengan mengayun tangan pemukul mencapai samping kiri atas.
2) Pukulan Mendatar
Teknik pukulan ini digunakan jika kita menginginkan gerak bola sangat cepat, melesat ke depan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
  • Buka kaki sehingga kaki kiri berada di depan dan kaki kanan di belakang.
  • Posisikan pemukul agar sejajar dengan bahu.
  • Tangan kiri meminta arah bola mendatar.
  • Lihatlah arah datangnya bola.
  • Pukullah bola sekuat-kuatnya dengan mengayun pemukul secara mendatar.
3) Pukulan Merendah
Teknik pukulan ini digunakan bila kita menginginkan arah jalannya bola yang cepat dan memantul ke tanah. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
  • Buka kaki sehingga kaki kiri berada di depan dan kaki kanan di belakang.
  • Tarik tangan pemegang pemukul ke belakang atas.
  • Lihatlah arah datangnya bola.
  • Pukullah bola dengan mengayunkan pemukul dari atas ke arah bawah.

Minggu, 28 September 2014

SEJARAH BOLA KASTI

A. Sejarah Singkat Bola Kasti
Olahraga kasti ini adalah olahraga masyarakat, dimana masyarakat melakukannya pada waktu senggang atau waktu lowong, terutama oleh anak atau murid sekolah. Olahraga ini termasuk olahraga tradisional yang juga banyak diminati anak-anak remaja karena dalam permainan kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain. Sehingga melalui permainan kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Biasanya permainan bola kasti kebanyakan dilakukan pada waktu sore hari dan kegiatan bola kasti dapat dilakukan oleh siapapun.

TEKNIK DASAR MEMANAH

1.  Langkah berdiri ( stance ) merupakan  posisi kaki pada saat berdiri di lantai atau tanah secara seimbang dan tubuh tetap tegak tanpa dibengkokkan.
2. Menempatkan ekor panah ( nocking ) adalah memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran panah (arrow rest).
3. Posisi 1/2 tarikan ( set up ) adalah Posisi badan releks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah sangat penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak/center.
4. Menarik tali ( drawing ) adalah Tehnik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung.
5. Penjangkaran ( anchoring ) adalah Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap.
6. Menahan sikap memanah ( holding ) adalah Pemanah menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan.
7. Membidik ( aiming ) adalah Suatu gerakan mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks mungkin.
8. Melepas anak panah ( release ) adalah Suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah.

SEJARAH OLARAGA PANAHAN

Sejarah Awal berdiri Olahraga Panahan - PANAHAN awalnya adalah alat berburu dan mempertahankan hidup. Kini, panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.

Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga ketepatan. 
Sejarah Awal berdiri Olahraga Panahan
Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah.

Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah.

Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.

Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.

Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.

Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.

Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.

Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.

Perkembangan Panahan di Indonesia
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.

Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.

Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).

Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.

Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.

Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini.

Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai.

Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.

Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.

Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.

Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.

Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.

Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.

Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :
- Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :
    
Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.

Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).

Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.

Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.

Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.